Fintechpost.ID – Seperti yang diharapkan, The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan di Amerika Serikat tidak berubah pada 5,25-5,5% pada hari Kamis (21/9) dinihari.
Reaksi Bitcoin (BTC) turun sedikit hampir 1% dan diperdagangka hanya di atas US$ 27.000, meskipun masih cukup dekat dengan level tertinggi bulanan.
Langkah The Fed ini sudah sangat diperkirakan sebelumnya oleh pasar, dengan kemungkinan 99% jeda kenaikan suku bunga sudah terjadi, berdasarkan data dari FedWatch Tool CME Group.
Namun, pernyataan The Fed tetap berhati-hati terhadap masa depan inflasi, dan tidak ada jaminan bahwa kondisi inflasi akan menjadi lebih longgar.
Baca juga:Â Transaksi Aset Kripto di Indonesia Capai Rp 86,45 Triliun hingga Agustus 2023
Menurut Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, meskipun ada jeda, Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan dalam pernyataan pasca-kebijakannya bahwa kenaikan suku bunga lagi pada akhir tahun ini masih mungkin terjadi, sehingga ‘jeda’ ini belum terlalu membahagiakan untuk para pelaku pasar kripto.
“Aksi harga BTC sempat mengalami kegelisahan ketika keputusan tersebut diambil, namun perlahan tetap stabil. Proyeksi tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama membebani aset-aset berisiko. Sehingga jeda yang diberikan oleh The Fed ini tidak terlalu membahagiakan bagi pelaku pasar, terlebih sesuai dengan proyeksi sebelumnya, kata Fyqieh.
Ia menambahkan, Di sisi lain, keputusan The Fed ini juga mendorong Indeks Dolar AS (DXY) berada di atas 105, mendekati level tertinggi dalam enam bulan, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 2 tahun bertahan di atas 5,1% dan mendekati level tertinggi dalam 22 tahun. Ini membuat tekanan bagi pasar kripto dan Bitcoin untuk melaju dalam jangka pendek.