Kamis, 30 November 2023

Kripto: Adopsi Blockchain Berlanjut di Tengah Ketidakpastian Pasar

Baca Juga

Fintechpost.ID – Memasuki minggu terakhir September 2023, Bitcoin (BTC) kembali tertahan di bawah angka USD 27.000. Sementara, Ethereum (ETH) tengah berjuang untuk kembali naik ke posisinya di atas USD 1,600.

Pekan lalu, pasar Aset Kripto berada dalam ketidakpastian antara optimisme dan kehati-hatian terhadap keputusan kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve.

Rabu (20/9) Federal Reserve membuat keputusan penting untuk tidak menaikkan suku bunga, menahan suku bunga acuan di level 5,25 – 5,50% sesuai dengan ekspektasi pasar.

Namun, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan.

Baca juga: Transaksi Aset Kripto di Indonesia Capai Rp 86,45 Triliun hingga Agustus 2023

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, The Fed diprediksi akan menaikkan suku bunga sekali lagi pada tahun ini sebelum memangkas dua kali pada 2024 atau sekitar 50 bps.

“Adanya kabar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga biasanya akan membebani kinerja aset berisiko, tidak terkecuali Aset Kripto. Dengan adanya petunjuk kenaikan suku bunga pada tahun 2023 ini akan menjadi salah satu tantangan ke pergerakan harga Aset Kripto dalam jangka pendek. Namun, bisa menjadi peluang untuk akumulasi sebelum menuju Bitcoin Halving tahun 2024,” ujar Panji Yudha

Pagi ini, Selasa (26/9) pergerakan Aset Kripto dalam 24 jam terakhir cenderung positif, dengan Bitcoin bergerak stagnan diperdagangkan di harga USD 2655 naik tipis 0,18% dan Ethereum (ETH) juga menguat sebesar 0,40 % menjadi USD 1.586.

Namun, dalam periode 7 hari terakhir, Bitcoin masih turun sebesar 1,60% dan Ethereum juga masih melemah sebesar 2,63%.

Sementara, sebagian besar altcoin mengalami kenaikan 24 jam terakhir, seperti Frax Share (FXS) naik 5,45% menjadi USD 5,70, Chainlink (LINK) naik 4,56% menjadi USD 7,50 dan Maker (MKR) naik 3,67% menjadi USD 1.325, menurut CoinMarketCap pada Selasa (26/9) pukul 09.00 WIB.

Meskipun mengalami tekanan dari sisi makro, adopsi teknologi di balik Aset Kripto yaitu blockchain masih berlanjut.

Pada hari Senin (18/9), lembaga perbankan terbesar ketiga di AS, Citigroup, mengumumkan peluncuran solusi pembayaran lintas batas berbasis blockchain untuk klien institusi yang disebut Citi Token Services.

Selain itu, perusahaan manajer aset global asal Tokyo, Jepang, Nomura Asset Management meluncurkan layanan dana investasi Bitcoin Adoption Fund yang diumumkan pada Selasa (19/9).

Melalui anak perusahaan Laser Digital, Nomura tawarkan dana investasi adopsi Bitcoin kepada para investor institusional yang memudahkan dalam mengakses kelas aset digital.

Sementara, aksi akumulasi oleh Microstrategy kembali berlanjut di tengah ketidakpastian pasar. MicroStrategy pada hari Senin kemarin (25/9) mengumumkan bahwa mereka membeli 5.445 Bitcoin senilai US$147,3 juta.

Dengan aksi pembelian terbaru ini, MicroStrategy kini telah memiliki sekitar 158.245 Bitcoin, yang diperoleh dengan biaya sekitar US$4,68 miliar dan sekaligus memperkokoh sebagai perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin terbanyak saat ini.

BERITA TERKAIT

BERITA PILIHAN

Berita Terbaru