Fintechpost.ID – Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di Indonesia terus diarahkan untuk mencapai inklusi keuangan dengan dukungan digitalisasi. Upaya tersebut diwujudkan melalui pengembangan inovasi dan teknologi.
Deputi Gubernur BI, Juda Agung dalam kesempatan tersebut menyampaikan pentingnya sinergi para pemangku kepentingan dalam menghadapi berbagai tantangan pengembangan eksyar ke depan.
BI dalam hal ini menempuh 4 (empat) langkah strategis sebagai upaya mengoptimalkan potensi eksyar di Indonesia untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat Industri Halal Dunia.
Baca juga:Â BI Lapor Aliran Modal Asing Kabur Rp7,77 Triliun Dalam Sepekan
“Pertama, mendorong terbentuknya ekosistem produk halal secara end-to-end, penguatan kapasitas pelaku eksyar, kelembagaan eksyar, serta infrastruktur pendukung, utamanya akselerasi proses sertifikasi halal,” katanya.
Kedua, memfokuskan kebijakan di sektor keuangan syariah pada pengembangan inovasi instrumen pendanaan dan pembiayaan syariah.
Ketiga, penguatan halal lifestyle melalui peran ISEF maupun FESyar sebagai strategic integrator untuk kegiatan business coaching dan business matching, maupun identifikasi trade opportunity and investment, termasuk Indonesia International Modest Fashion Festival atau IN2MF yang terus didorong hingga dapat berdiri sejajar dengan fashion event terkemuka dunia.
“Keempat, penguatan digitalisasi diantaranya inisiasi platform digital pengelolaan ZISWAF yang terintegrasi, serta melanjutkan perluasan akseptasi QRIS di Masjid, Pesantren dan pelaku usaha syariah,” ujar Juda.
Pada pembukaan FESyar mengemuka bahwa pengembangan eksyar di Indonesia terus diarahkan untuk mencapai inklusi keuangan dengan dukungan digitalisasi.
Upaya tersebut diwujudkan melalui pengembangan inovasi dan teknologi 3 (tiga) program unggulan wilayah Jawa.
Pertama, Penguatan Rantai Nilai Produk Halal (PAHALA) untuk mendorong sinergi ekosistem rantai nilai produk halal melalui sertifikasi halal, pengembangan Zona KHAS (Kuliner Halal, Aman, dan Sehat) dan Toko Bahan Baku (Tobaku) Halal.
Kedua, inklusivitas ekonomi melalui Digitalisasi (INSANI) yang berfokus pada pengembangan landing page atau fitur Muslim-Friendly Tourism dan digitalisasi pembayaran zona KHAS se-Jawa.
Dan ketiga, optimalisasi ZISWAF untuk kesejahteraan umat (MASLAHAT) yang diimplementasikan melalui pengembangan ekonomi dan bisnis pesantren melalui optimalisasi dana ZISWAF, lelang wakaf produktif serta pelatihan berbasis kompetensi dan sertifikasi kompetensi Nadzir di Jawa.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi motor akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat regional, sehingga mampu menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional khususnya di wilayah Jawa.
Baca juga:Â Lagi-lagi BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,75%