Financialpost.ID – Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menyoroti prospek dan tantangan yang dihadapi sektor keuangan, terutama perbankan syariah pada 2024.
Menurutnya, perekonomian nasional diprediksi masih akan melanjutkan pertumbuhan positif di kisaran 5%-6% seperti yang terjadi selama 2023 ini.
“Di tengah ketidakpastian global, tahun depan BSI optimistis perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif di atas 5%. Tingkat konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tumbuh kuat,” kata Banjaran.
Baca juga: BSI Optimistis Tumbuh Positif pada 2024, Ini Faktor Pendorongnya
Ia menjelaskan bahwa di tingkat global ekonomi dinilai masih akan melambat. Faktornya antara lain kebijakan moneter yang ketat dari bank sentral negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Seperti suku bunga acuan bank yang masih dijaga tinggi sejak 2023.
Inflasi global semakin terkendali, tetapi masih ada risiko kenaikan harga komoditas yang didorong oleh ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina atau Israel-Palestina.
Selain itu, terdapat risiko dari perubahan iklim dan gangguan cuaca El Nino yang berpotensi menghambat produksi pangan hingga paruh awal 2024.
Hal itu akan membuat pelonggaran suku bunga acuan diprediksi akan dilakukan pada semester kedua 2024. Di saat yang sama, terdapat risiko dari meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global akibat dinamika politik dari pemilihan presiden AS.
Menurutnya, tingkat konsumsi 2024 diprediksi masih bertahan tinggi, dengan kondisi suplai dari manufaktur yang konsisten berada di zona ekspansif (PMI Manufacture >50).
Hal ini menandakan keyakinan konsumen yang terjaga. Salah satu pendorongnya adalah aktivitas pemilu yang memutar roda perekonomian karena meningkatkan belanja domestik.
Seluruh lapangan usaha diprediksi tumbuh positif pada 2024, didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga.
BSI pun optimistis bahwa perbankan nasional dapat mencapai pertumbuhan DPK 7,65% yoy dan pembiayaan sebesar 8,39% yoy hingga akhir tahun ini.
Sedangkan tahun depan, perbankan nasional diprediksi akan tumbuh sebesar 8-10% yoy untuk DPK dan 9-11% yoy untuk pembiayaan.
Adapun kinerja perbankan syariah diproyeksikan masih berada di atas perbankan nasional. Oleh karena itu, lanjutnya, industri perbankan syariah masih berpeluang tumbuh progressif di tengah tantangan ketatnya likuiditas.
“Tahun depan BSI optimis perekonomian tetap tumbuh positif di atas 5%. Karenanya perlu peningkatan peran perbankan syariah dalam proyek strategis nasional, seperti hilirisasi dan pendalaman pasar keuangan,” tutupnya.
Baca juga: Ekspansi KPR Syariah, BSI Gaet Citra Garden Bintaro